Ini keadaan lagi super duper galau soalnya. Jadi harus buru-buru dikeluarkan biar ga terakumulasi. Karena pikiran buruk bisa membunuhmu. Gitu sih pepatahnya.. Tapi emang bener, krn semua penyakit sumbernya dari pikiran. Dan aku ga pengen kejadian lagi macem itu.
Disclaimer: cerita ini tidak mengandung sindiran atau motif apapun. Dan hanya berupa opini pribadi. Jika ada yg tidak setuju silahkan gunakan koom komentar dengan bijak.
So, basically this is classical question yg tiap cewek punya. Kapan nikah? Apalagi ketika umur sudah dianggap matang, pekerjaan sudah ada, orangtua merestui. Apalagi yang ditunggu coba? Idealnya, jika seseorang berada di posisi itu sudah pasti dia hampir 80% siap menikah.
Namun, tuhan itu adil. Tak semua orang dengan previllage di atas mampu untuk segera menikah. Bisa jadi karena pasangan yang belum siap, atau krn hal-hal lain.
Disini, aku mau mbahas kenapa sih kalau cewek udah punya ketiga hal di atas, kok jadi pengen cepet dihalalin?
Well, fitrahnya cewek itu memang butuh untuk dibimbing, dilindungi, diberikan kasih sayang. Meskipun ia terlihat baik-baik saja di luar, terlihat kuat, tegar, bisa melakukan apapun sendiri, deep down inside her heart dia pengen dibimbing, dilindungi, diperhatikan, diarahkan, dimanja, dll yg mungkin kalian temui pada teman wanita kalian yg sangat feminim. Jadi ketika udah dalam suatu ikatan yg halal, maka hal-hal di atas akan menjadi suatu ladang pahala bagi pasangan suami istri (pasutri) tersebut. Kalau statusnya ndak halal, ya malah nimbun dosa terus-menerus. Mau nabung dosa? Aku sih ogah. Udah mati belum tentu masuk surga, mana harus nabung dosa kelamaan lagi. Kok ya rugi hidup di dunia.
Nah kasus yang pelik adalah ketika you fall deeper than him. Berasa g punya power cui. Berasa harus apa2 sama dia. Siapa coba yg salah? Ya elu! Ngapain jatuh cinta duluan sedalam itu. Hmmm.. Rasain tuh cinta! Mampus lu
Well, kembali ke track. Alasan lainnya selain fitrahnya wanita adalah ada buanyaaaaakk hal yg memang perlu dilakukan bersama pasangan. Misalkan membangun sebuah rumah, memproyeksikan karir dan cita2, merencanakan rumah tangga (investasi, anak, dll). Nah hal-hal itu yg hanya bisa dilakukan berdua. Semakin cepat itu ketemu, orangnya maksudnya.. Semakin banyak energi yang tersisa untuk merancang dan menjalankan hal-hal di atas. Coba nek masih dlm hubungan yg g halal. Mosok arep tuku omah bareng. Lak yo lucu.. Mengko nek orak sido nikah malah bingung pembagian harta gono gini. Nek wes nikah ki dadi ayem, atine cah wedok. Mau berkarir setinggi apa sudah ada kesepakatan dengan pihak suami. Nek masih pacaran, hal-ha kayak gitu gak mungkin tercapai.
Nek wes terlanjur, lha saiki solusine piye? Mbuh aku yo mumet le. Durung nikah soale.. Sambung aprt selanjute wae yo! Semoga aku lan awakmu seng moco curhatan iki iso ndang dihalalno neng pasanganmu dewek-dewek..
Aamiin