Sunday, October 20, 2019

Kenapa cita-cita perempuan usia 25 ke atas adalah menikah

Hei gaisss... Two poats in a day! Why not?? Hehe

Ini keadaan lagi super duper galau soalnya. Jadi harus buru-buru dikeluarkan biar ga terakumulasi. Karena pikiran buruk bisa membunuhmu. Gitu sih pepatahnya.. Tapi emang bener, krn semua penyakit sumbernya dari pikiran. Dan aku ga pengen kejadian lagi macem itu.

Disclaimer: cerita ini tidak mengandung sindiran atau motif apapun. Dan hanya berupa opini pribadi. Jika ada yg tidak setuju silahkan gunakan koom komentar dengan bijak.


So, basically this is classical question yg tiap cewek punya. Kapan nikah? Apalagi ketika umur sudah dianggap matang, pekerjaan sudah ada, orangtua merestui. Apalagi yang ditunggu coba? Idealnya, jika seseorang berada di posisi itu sudah pasti dia hampir 80% siap menikah.

Namun, tuhan itu adil. Tak semua orang dengan previllage di atas mampu untuk segera menikah. Bisa jadi karena pasangan yang belum siap, atau krn hal-hal lain.

Disini, aku mau mbahas kenapa sih kalau cewek udah punya ketiga hal di atas, kok jadi pengen cepet dihalalin?

Well, fitrahnya cewek itu memang butuh untuk dibimbing, dilindungi, diberikan kasih sayang. Meskipun ia terlihat baik-baik saja di luar, terlihat kuat, tegar, bisa melakukan apapun sendiri, deep down inside her heart dia pengen dibimbing, dilindungi, diperhatikan, diarahkan, dimanja, dll yg mungkin kalian temui pada teman wanita kalian yg sangat feminim. Jadi ketika udah dalam suatu ikatan yg halal, maka hal-hal di atas akan menjadi suatu ladang pahala bagi pasangan suami istri (pasutri) tersebut. Kalau statusnya ndak halal, ya malah nimbun dosa terus-menerus. Mau nabung dosa? Aku sih ogah. Udah mati belum tentu masuk surga, mana harus nabung dosa kelamaan lagi. Kok ya rugi hidup di dunia.

Nah kasus yang pelik adalah ketika you fall deeper than him. Berasa g punya power cui. Berasa harus apa2 sama dia. Siapa coba yg salah? Ya elu! Ngapain jatuh cinta duluan sedalam itu. Hmmm.. Rasain tuh cinta! Mampus lu

Well, kembali ke track. Alasan lainnya selain fitrahnya wanita adalah ada buanyaaaaakk hal yg memang perlu dilakukan bersama pasangan. Misalkan membangun sebuah rumah, memproyeksikan karir dan cita2, merencanakan rumah tangga (investasi, anak, dll). Nah hal-hal itu yg hanya bisa dilakukan berdua. Semakin cepat itu ketemu, orangnya maksudnya.. Semakin banyak energi yang tersisa untuk merancang dan menjalankan hal-hal di atas. Coba nek masih dlm hubungan yg g halal. Mosok arep tuku omah bareng. Lak yo lucu.. Mengko nek orak sido nikah malah bingung pembagian harta gono gini. Nek wes nikah ki dadi ayem, atine cah wedok. Mau berkarir setinggi apa sudah ada kesepakatan dengan pihak suami. Nek masih pacaran, hal-ha kayak gitu gak mungkin tercapai.

Nek wes terlanjur, lha saiki solusine piye? Mbuh aku yo mumet le.  Durung nikah soale..  Sambung aprt selanjute wae yo! Semoga aku lan awakmu seng moco curhatan iki iso ndang dihalalno neng pasanganmu dewek-dewek..

Aamiin 

Will it be the same?

Heiiiii... Tulisan kedua di bulan ini yaaa.. Hehe
Kenapa tiba-tiba jadi rajin nulis? Biasa lagi galau.. Hahaha

Oke jadi aku mau delivering uneg-uneg biar ga ngendap di tubuh dan bikin penyakit.

So, today is our annyversary. To be honest, i forgot. He, emailed me and say "ga kerasa ya kita udah 1 tahun". Okey, he remember well than me. Thats good I think..

But, after this 1 year long of reationship. Banyak hal yang harus sangat disyukuri. Meskipun msh ada hal-hal penting yang inappropiate.

Doaku cukup sederhana, semoga tak berakhir sama dengan kisahku yg sebelumnya. Semoga tidak ada yg meninggalkan atau ditinggalkan. Karena, belum tentu yg meninggalkan mendapatkan sesorang yg lebih baik. Dan yg ditinggalkan sudah pasti akan mengalami sesuatu yang traumatis. Yang mungkin akan mengikis kepercayaannya untuk membangun hubungan dengan orang yang baru.

Aamiin

Tuesday, October 1, 2019

When you fall deeper than him

Hiii readers.. Welcome back! Udah lama banget ga nulis. Dan entah kenapa malem ini pengen curhat. Jadi after last tear full of tear gue memberanikan diri untuk memulai kisah baru. It seems to be good start. But as you know, gaada kisah yang benar2 mulus.

Mungkin ada yang pernah ngalamin sesuai dengan judul yang gue tulis? Gimana sakitnya ketika perasaanmu ternyata jauh lebih dalam daripada rasanya dia ke kamu. Temen gue pernah bilang, kalo lo ngerasa udah mencintai terlalu dalam, mending stop. Tar sakit bertubi2 tuh cewek. Karena cewek kalo udah bucin jadinya bego kabeh cuy. She will care more, pay more attention, fell more, and even give everything he wants.
And you know, I'm kinda fall in that situation.
Don't know what to do, but now I feel hurt everytime he ignores me. So sad.. Being dependent to somebody else is disaster. Shoud I regret this feeling? Should I regret everything that we have done?

Ketika aku nganggep dia the other half of me tapi dia nganggep aku teman ngobrol. Lebih dalam yang mana kah?

What will you do, girls?