Halloo semuanyaa..
Kembali lagi dengan saya, Diah. Di blog ini saya akan berusaha berbagi kisah hidup saya selama menjalani kuliah S2-S3 atau yang terkenal dengan beasiswa PMDSU.
Saya resmi menjadi mahasiswa PMDSU sejak 2015, jadi kalau dihitung berarti sekarang saya masuk ke semester 5 (yeaayyy bentar lagi lulus-aamiin). Well ga kerasa banget udah semester 5 udah siap netes harusnya. Nah untuk menyiapkan calon - calon doktor muda ini, DIKTI telah menyiapkan skema khusus visitasi lab di Luar negeri untuk menambah pengalaman dan juga skill para calon doktor muda. Skema tersebut bernama PKPI yang kepanjangannya adalah Peningkatan Publikasi Ilmiah atau dalam bahasa Inggrisny Enhacing International Publication Program (EIPP). Usut punya usut dari awal seleksi PMDSU, program PKPI ini ibarat reward bagi para calon doktor yang sudah bersusah payah menjalani seleksi. It means program ini adalah program lanjutan PMDSU, namun karena berbagai alasan yang salah satunya adalah pengurangan biaya dari Kementerian Keuangan (kemenkeu) jadilah program ini sebagai kompetisi. Sekitar total 300 awardee PMDSU batch 1 dan 2 tahun 2015 berhak memperebutkan tiket untuk pergi ke negara impian masing - masing. Truly speaking saya cukup sedih dan kecewa karena harus seleksi lagi, harus mempersiapkan semua dokumen2 untuk seleksi lagi seperti pada awal penerimanaan PMDSU. Semua keribetan ini pastinya berdampak pada kegiatan lab yang sedang berjalan. Tapi mau gimana lagi ya karena kita masih anak bawang yang bergantung sama atasan mau tidak mau harus mengikuti semua aturan yang berlaku. Jadi intinya ya tetep harus bersyukur bahwa program ini (PKPI) masih ada dan kami masih bisa berkompetisi memperebutkan < 100 tiket dari 300 calon doktor.
Well pengumuman PKPI keluar pas setelah lebaran (4 Juli 2017) dan ada beberapa persyaratan yang cukup sulit seperti TOEFL ITP 560 dan sudah harus Ujian Proposal Disertasi. Huwaa... persyaratan terakhir ini nih yang bikin pusing, walaupun yang pertama juga iya sih. Jadi ceritanya kami udah mulai nyiapin syarat TOEFL 560 sejak bulan puasa. Tapi sayangnya dari kami berlima belum ada yang nyampe ke 560 (susah banget ternyata hiks sedih). Tapi kita gak nyerah gitu aja sampai akhirnya kita ikutan tes - tes TOEFL ITP di luar kota yaitu jogja dan solo. Setelah 3 kali alhamdulillah skor kami hampir sampai dan dengan itu kami memberanikan diri untuk daftar. Udah pasrah aja serahin sama yang di atas, pikirku waktu itu.
Lain ceritanya dengan ujian kolokium. Setelah lobi sana-sini dari mulai dosen mata kuliah metode kolokium (karena kami hanya diperbolehkan ujian kolokium jika telah ujian matkul metode kolokium), ketua departemen DMSDP, dekan FPIK (promotorku yang kusayangi), sampai PR4 (Pengujiku tercinta) akhirnya kami dapat jadwal ujian di tanggal 13 Juli 2017. Waktu itu kami baru memutuskan maju terus pantang mundur seteh meeting dengan ketiga promotor hari Sabtu tanggal 8 Juli, setelah pulang langsung kebut banget bikin draft kolokium karena senin harus didistribusikan. Bayangin kurang hectic apa 2 hari ngebut bikin draft, terpaksa deh jadwal tidur tergangu (tidur 2 jam udah alhamdulillah banget, jadi buat adek - adek yang kebetulan mampir ke blog ini aku kasih nasehat ya kalau kalian masih punya waktu cukup untuk tidur mending tidur aja jangan dibuat main, clubbing apalai trek-trekan karena kalau kalian sudah seumuranku buat dapet jam tidur ideal itu susah banget, yakin deh haha).
Sampailah di hari senin, draft berhasil diprin dan diserahkan ke penguji 2 jam 7 pagi (haha gue gak tidur vroh). Abis itu masih harus urus surat - surat semuanya buat berenam karena ga semua anak bisa ngurusin jadilah diri ini yang berkoban, tapi gak maslaah saya ikhlas dan senang bisa membantu semuanya hihi. Abis itu kami masih harus ke kampus pasca bawah (Pleburan) jam 10 karena sudah janjian sama kepela departemen untuk konsultasi jadwal (kebetulan penguji saya keduanya tidak bisa di tanggal 13). Setelah diskusi panjang lebar dan lobi sana - sini akhirnya jadwal ujian saya mundur jadi tanggal 14 Juli jam 8 pagi.(Jadi ceritanya yang jam 7 pagi tadi nyerahin draf itu belum ngabarin hari dan jam ujiannya wkwk- kalau diinget2 konyol juga saya). Well, setelah semuanya sepakat akhirnya saya menghubungi ketiga penguji dan promotors saya terkait jadwal ujian. Setelah itu kami mampir ke SEU buat daftar tes karena TOEFL kami belum nyampe.
Tanggal 11 Juli 2017 pukul 9 pagi, kami tes toefl di CLT UNIKA yang kesekian kali. Terdengar familiar, ternyata setelah kuamati soalnya hampir sama dengan tes terakhiru disana, optimis deh dapet 560 walaupun jujur susaaaah banget tadi sampe pusing banget kepalanya.
Tanggal 13 Juli 2017 dimulai pukul 10 pagi, 2 orang temaku menjalani ujian kolokium dan ujian kelayakan proposal disertasi. Alhamdulillah lancar. Masih menunggu temanku dan setelah semuanya selesai kami beranjak menengok anak dari salah satu teman kami. Deboy Azmil yang ganteng banget dan emez.. hahahaha..
Tanggal 14 Juli 2017, ujianku dimulai pukul 8 pagi. Ya persis dugaanku tak ada satupun temanku yang datang sebelum jam 8 untuk menemaniku. Well.. thats okay.. mencoba untuk mengerti wkwkwk. Ternyata ujian molor sampai 8.30 karena salah satu dosen pengujiku datang terlambat. Tak masalah sampai akhirnya ujian selesai dan saya dinyatakan lulus dan layak (So now, I am already a PhD candidat hihi.. Nyombong dikit gapapa lah yaa.. Orang susah banget emang perjuangannya, jadi perlu untuk dihargai). Ditengah kepadatan ini kegiatan labku otomatis off semua, meskipun ada hal - hal yang seharusnya kukerjakan. Setelah semua selesai ujian, akhirnya surat pernyataan Lulus ujianpun keluar. Alhamdulillah satu persyaratan aman, tinggal menunggu TOEFL.
Tangal 19 Juli 2017 hari terakhir pendaftaran PKPI, namun hasil tes belum juga keluar. Yasudahlah ya dengan toefl bulan lalu saya beranikan diri mendaftar dan menyusulkan sertifikat terakhir yang keluar dua hari kemudian. Ya tinggal berdoa pikirku. Siang dan malam tak henti aku memohon kepadanya, berharap dan terus berharap semoga usahaku dihargai. Mencoba merayuNya, menguatkan hati juga jika kemungkinan terburuk terjadi. Dan alhamdulillah atas izinnya saya berhasil lolos seleksi administrasi dan diundang wawancara tanggal 4 Agustus mendatang di UDINUS pukul 11 siang. Semoga Allah meridhoi mimpi saya. Saya selalu percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin atas seizinnya. Dia berkuasa atas segala sesuatu. "Kun fayakun" jadilah maka jadilah sesuatu itu. Bahkan mimpi yang tampak mustahilpun jika kau mengizinkannya makhlukmu tak bisa berkata. Semoga kau meridhoiku menempuh jalur ini. aamiin
Mohon doa semuanya semoga saya bisa mewujudkan cita - cita saya visitasi lab dan ngelab di Giessen University, Germany. aamin ya rabbal'alamiin..
No comments:
Post a Comment